Categories
Alkitab Nubuat

Penglihatan Nabi Zakharia (6-8)

Seperti yang telah dibahas dalam pengantar kitab Zakharia dan Hagai, nabi Zakharia bernubuat pada saat orang Yehuda diingatkan oleh Tuhan untuk meneruskan pembangunan Bait Suci yang lama terbengkalai. Pada saat yang sama, Tuhan akan menyucikan umat-Nya dari segala kejahatan. Inilah yang kita lihat dalam penglihatan keenam dan ketujuh.

Penglihatan Keenam: Gulungan Kitab

Gulungan kitab yang terbang yang dilihat Zakharia sangat besar, yaitu panjangnya 9 meter dan lebarnya 4,5 meter (dengan ukuran hasta 45 cm).

Ilustrasi gulungan kitab

Dalam Alkitab TB tidak disebutkan dengan jelas, namun frasa dalam bahasa Ibrani (מזה…מזה) berarti “di satu sisi… dan di sisi lain…”. Dengan kata lain, gulungan kitab ini ditulisi sebelah dalam dan luarnya. Jadi bunyi ayatnya menjadi seperti ini:

Lalu ia berkata kepadaku: “Inilah sumpah serapah yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah serapah (di satu sisi gulungan kitab) itu setiap pencuri masih bebas dari hukuman, dan setiap orang yang bersumpah palsu di (sisi sebaliknya dari gulungan kitab yang sama) juga masih bebas dari hukuman.”

Zakharia 5:3 (penjelasan oleh penulis)

Secara khusus dua jenis orang yang disebutkan adalah pencuri dan orang yang bersumpah palsu demi nama TUHAN. Kedua kejahatan ini adalah pelanggaran terhadap hukum kedelapan dan ketiga. Ini adalah representasi dari semua pelanggaran Israel terhadap seluruh hukum Allah, karena pencurian adalah dosa terhadap sesama, dan bersumpah palsu demi nama TUHAN adalah kejahatan terhadap Allah. Sisi depan gulungan kitab itu adalah dosa terhadap sesama, dan sisi sebaliknya adalah dosa terhadap Allah. Semua kutuk yang merupakan akibat dosa-dosa itu akan menimpa orang-orang yang melakukan pelanggaran tersebut.

Singkatnya: Allah akan benar-benar menjatuhkan hukuman atas orang-orang yang melanggar hukum-hukum-Nya. Ini sesuai dengan perjanjian yang diikat Israel dengan Allah di gunung Sinai hampir 1000 tahun sebelumnya.

Dalam kitab Wahyu kita melihat gulungan kitab yang mirip, yang ditulisi sebelah dalam dan luarnya. Namun gulungan kitab itu termeterai dengan tujuh meterai, dan hanya satu yang layak membukanya, yaitu Anak Domba. Ketika gulungan kitab tersebut dibuka, maka terjadilah tujuh malapetaka atas seluruh bumi.

Ilustrasi gulungan kitab dengan tujuh meterai dalam kitab Wahyu

Di mana letak perbedaannya? Gulungan kitab yang dilihat Zakharia berisi kutuk yang akan menimpa orang Israel yang melanggar hukum Allah. Gulungan kitab yang dilihat Yohanes dalam kitab Wahyu berisi kutuk yang menimpa penduduk bumi, yaitu orang-orang yang membenci Allah dan menganiaya umat-Nya. Dengan demikian digenapilah firman Tuhan:

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

1 Petrus 4:17

Pertama-tama, sebelum dunia dihakimi (penglihatan kedelapan nabi Zakharia), umat Tuhan harus dihakimi lebih dahulu. Dan ini akan makin jelas dalam penglihatan berikutnya.

Penglihatan Ketujuh: Perempuan Dalam Gantang

Di awal nubuat Zakharia, TUHAN telah berfirman tentang tanah Israel:

Dan TUHAN akan mengambil Yehuda sebagai milik-Nya di tanah yang kudus, dan Ia akan memilih Yerusalem pula.

Zakharia 2:12

Agar Israel menjadi tanah yang kudus dan Bait Suci layak berdiam di Yerusalem, maka segala kejahatan harus disingkirkan dari tanah perjanjian. Inilah inti dari penglihatan ketujuh ini.

Ilustrasi perempuan bernama “kefasikan” dalam gantang

Gantang yang dilihat Zakharia berisi seorang perempuan. Mengapa perempuan? Karena “kefasikan” (רשׁעה rishah) adalah kata benda feminin dalam bahasa Ibrani. [Catatan: ini bukan seksis, karena “kebenaran” (אמת emet) juga kata benda feminin. Demikian juga “keadilan” (צדקה tsedaqah) dan banyak kata benda positif lainnya.]

Tutup gantang tersebut dari timah, logam yang berat, agar “kefasikan” di dalam gantang tersebut tidak bisa keluar. Ketika ia berusaha keluar, ia didorong kembali ke dalam. Dua orang wanita dengan sayap burung ranggung (bangau) membawanya ke tanah Sinear. Kedua wanita bersayap ini “didorong oleh angin,” yang menunjukkan bahwa kuasa ilahi Allahlah – bukan perbuatan manusia – yang mengangkat dan membuang kefasikan itu.

Ilustrasi gantang dibawa dari Yerusalem ke tanah Sinear

Tanah Sinear memiliki sejarah panjang yang bisa kita telusuri sampai kitab Kejadian. Dalam Kejadian 11, penduduk bumi berkumpul di tanah Sinear untuk membangun sebuah menara yang sampai ke langit, untuk menunjukkan bahwa mereka bisa mencapai Tuhan dengan usaha mereka sendiri. Sinear adalah tanah bangsa Babel, yang di kemudian hari menjadi musuh Israel. Tempat ini menjadi epitom untuk pemberontakan manusia terhadap Allah.

Karena itu kefasikan disingkirkan dari hadapan Allah dan dibawa ke tanah Sinear, tanah yang dikutuk Allah, agar tanah Israel bersih dari segala dosa dan Tuhan berkenan diam di sana. Bisa jadi “kefasikan” yang tinggal di Sinear inilah yang di kemudian hari dipersonifikasikan sebagai Babel Besar, “ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi” (Wahyu 17:5) yang mencemari semua bangsa di bumi dengan kejahatannya.

Ilustrasi “Babel Besar” dalam kitab Wahyu

Ketika memikirkan hal ini saya tidak bisa menghapus pertanyaan dari benak saya: “Kefasikan apa yang harus saya singkirkan, sehingga hidup saya layak menjadi tempat kediaman Allah?” Mari hari ini kita berkomitmen untuk memasukkan semua kejahatan kita ke dalam gantang, menutupnya rapat, dan biarlah kuasa Tuhan membawanya jauh dari hidup kita, ke tempat di mana kejahatan dikumpulkan dan dibuang selama-lamanya.

Penglihatan Kedelapan: Empat Kereta Berkuda

Penglihatan terakhir yang diterima Zakharia memiliki tema yang sama dengan penglihatan pertamanya, dan dengan demikian menutup rangkaian penglihatan dengan sempurna.

Ilustrasi keempat kereta berkuda dalam penglihatan Zakharia, yang datang dari antara dua gunung tembaga.

Kereta kuda pada masa itu ekuivalen dengan tank pada masa kini; yang dilihat Zakharia adalah kendaraan perang. Keempat kereta berkuda ini adalah lambang penghakiman Allah atas seluruh bumi. Kemunculan keempat kereta ini dari sebuah lembah di antara dua gunung tembaga) bisa dikaitkan dengan Zakharia 14, ketika TUHAN sendiri datang memerangi bangsa-bangsa yang telah merusak Yerusalem.

Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan.

Zakharia 14:4

Jumlah kereta kuda ada empat, yaitu sejumlah mata angin. Mereka menjelajahi bumi sesuai perintah Allah, mengadakan pembalasan atas bangsa-bangsa yang menindas umat-Nya. “Tanah utara” adalah arah ke Babel, Asyur, dan daerah-daerah sekitarnya, yaitu tempat asal bangsa-bangsa yang membawa Israel ke dalam pembuangan.

Penglihatan yang sangat mirip kita temui lagi dalam kitab Wahyu. Yohanes melihat empat penunggang kuda juga, dengan sedikit variasi dengan penglihatan Zakharia. Keempat penunggang kuda dalam Wahyu juga diutus ke seluruh bumi untuk menimbulkan kesusahan besar bagi penduduk bumi: peperangan, kelaparan, dan wabah penyakit.

Lukisan “Empat Penunggang Kuda dalam Wahyu” oleh Victor Vasnetsov (1887)

Fakta bahwa Zakharia dan Yohanes (yang hidupnya berjarak sekitar 5 abad) mendapat penglihatan yang sangat mirip, menunjukkan pada kita bahwa pekerjaan Allah masih terus berlanjut. Hukuman bagi bangsa-bangsa akan diberikan, sampai waktunya Mesias itu datang untuk mengambil alih kekuasaan sepenuhnya; yang dilambangkan dengan nubuat nabi Zakharia berikutnya mengenai Sang Tunas.

Leave a comment