Categories
Alkitab Nubuat

Mikha 7: Siapakah Yang Seperti TUHAN?

Nama Mikha berarti “siapakah yang seperti TUHAN?”. Sesuai dengan namanya, nabi Mikha tahu bahwa TUHAN, Allah Israel, bukan Allah yang akan meninggalkan umat-Nya dan membatalkan perjanjian-Nya. Pilihan Allah tidak pernah berubah, firman-Nya selalu tetap, dan hati-Nya selalu mengasihi umat-Nya.

Karena itu, Mikha menaikkan doa dan permohonannya kepada TUHAN. Seperti Daniel, dia bersyafaat bagi bangsanya.

Aku Memikul Kemarahan TUHAN

Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN,
akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku;
Allahku akan mendengarkan aku!
Aku akan memikul kemarahan TUHAN,
sebab aku telah berdosa kepada-Nya,
sampai Ia memperjuangkan perkaraku
dan memberi keadilan kepadaku,
membawa aku ke dalam terang,
sehingga aku mengalami keadilan-Nya.

Mikha 7:7, 9

Banyak orang “bertobat” karena mereka takut mengalami konsekuensi dari dosa mereka. Pikir mereka, cepat-cepat bertobat supaya Tuhan tidak jadi marah dan masalah tidak menimpa mereka. Namun Tuhan tidak bisa dipermainkan.

Ilustrasi pembuangan ke Babel

Tuhan itu adil, sehingga setiap dosa harus ada konsekuensinya. Konsekuensi dosa yang terberat adalah maut – kebinasaan kekal dan terpisah dari Tuhan selama-lamanya. Memang konsekuensi itu telah dihapus bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (orang-orang yang menjadi umat Allah), namun konsekuensi langsung dari dosa di dunia ini, tetap harus kita alami.

Contohnya, orang yang berdagang dengan tidak jujur. Ketika kecurangannya terbongkar, ia bisa minta ampun kepada Tuhan, dan Tuhan akan mengampuni dia bila pertobatannya sungguh-sungguh. Namun dia tetap harus menanggung konsekuensi kesalahannya di dunia ini; mungkin dia akan masuk penjara, dia kehilangan kepercayaan dari orang lain, dsb.

Demikian pula Israel dan Yehuda tidak bisa lepas dari konsekuensi dosa mereka. Memang Tuhan tidak memutuskan perjanjian-Nya dengan mereka, namun mereka tetap harus menanggung hukuman. Mikha mengerti hal ini, dan ia berkata dengan rela, “Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya.”

Kalimat tersebut bukan untuk gagah-gagahan. Mikha berani berkata seperti itu karena dia mengenal sifat Tuhan yang ia sembah.

  1. Tuhan itu adil
    Karena itu, dosa Israel dan Yehuda harus dihukum. Dan rakyat akan menanggung dosa itu. Mikha mengikhlaskan hatinya untuk menerima hukuman, karena iapun bagian dari Israel.
  2. Tuhan itu berbelas kasihan
    Sekalipun sekarang Tuhan menghukum, namun tidak untuk selama-lamanya. Setelah lewat masa hukuman, Dia akan kembali mengasihani umat-Nya dan mengangkat mereka. Ini disampaikan juga oleh nabi Yeremia yang menubuatkan bahwa pembuangan ke Babel akan berlangsung hanya selama 70 tahun (durasi ini tentu tidak sebanding dengan pemberontakan Israel selama ratusan tahun terhadap Allah).
  3. Tuhan tetap membela umat-Nya
    Pada saat itu Mikha melihat umat Tuhan dijajah oleh bangsa-bangsa lain dan sepertinya Tuhan diam saja. Namun Mikha tahu Tuhan tidak diam. Pada waktunya, Dia akan membela umat-Nya dan menjatuhkan hukuman atas bangsa-bangsa yang menindas mereka.

Dengan keyakinan ini Mikha berani berkata bahwa ia akan tunduk pada (penghukuman) Tuhan, karena ia tahu Tuhan tetap mengasihi umat-Nya.

Kuasa Jahat Akan Dihukum

Bangsa-bangsa yang menindas Israel adalah penyembah berhala. Asyur berbangga karena mereka tidak pernah kalah perang, seluruh bangsa takut kepada mereka, karena allah mereka (dewa Asyur) lebih besar dari segala allah. Babel berbangga atas kebijaksanaan mereka dan dewa-dewa mereka yang membuat bangsa mereka jaya.

Asyur, dewa bangsa Asyur

Mikha tahu bahwa di balik bangsa-bangsa itu ada kekuasaan jahat yang mengendalikan mereka, yang berusaha memberontak terhadap TUHAN, Allah Israel, Allah seluruh bumi, dengan cara menganiaya umat-Nya. Karena itu ia bernubuat tentang musuh-musuh Israel tersebut:

Mataku akan memandangi dia (musuh);
sekarang ia diinjak-injak seperti lumpur di jalan.
Biarlah mereka menjilat debu seperti ular,
seperti binatang menjalar di bumi;
biarlah mereka keluar dengan gemetar dari kubunya,
dan datang kepada TUHAN, Allah kami, dengan gentar,
dengan takut kepada-Mu!

Mikha 7:10, 17

Referensi kepada ular yang menjilat debu, binatang menjalar, mengingatkan pembaca kepada ular dalam Kejadian 3, biang kerok dibalik kejatuhan manusia ke dalam dosa. Musuh Allah itu tidak berhenti bekerja dalam Kejadian 3, namun dia juga ada di balik kejahatan manusia yang mengakibatkan air bah (Kejadian 6), Menara Babel (Kejadian 11), Mesir yang memperbudak Israel (Keluaran 1-14), dan bangsa-bangsa lain yang menganiaya umat Allah.

Ilustrasi “Rider of The White Horse” oleh Nikirajamaki Dehtruj. Wahyu 19 menggambarkan Yesus dengan jubah merah karena darah datang mengalahkan musuh-musuh-Nya.

Tetapi kemenangan terakhir adalah di pihak Allah dan umat-Nya. Allah akan mempermalukan musuh-musuh-Nya, dan mereka akan tunduk di kaki-Nya. Dan umat Allah akan bersama-sama dengan Dia sebagai pemenang. Di Perjanjian Baru, gagasan ini dipertajam dalam kitab Wahyu.

Siapakah Allah Seperti Engkau?

Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa,
dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri;
yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya,
melainkan berkenan kepada kasih setia?

Mikha 7:18
Tuhan adalah Gembala yang baik

Mikha memuji Tuhan karena sifat-sifat-Nya. Dia mengampuni dosa dan pelanggaran umat-Nya, Dia tidak terus-menerus marah. Mengapa? Karena ia berkenan (“senang kepada”) kasih setia (חסד chesed) – sifat Allah yang terus-menerus disebutkan oleh para nabi. Allah ingin menyayangi umat-Nya; Dia ingin mengampuni dan menolong umat-Nya. Dia ingin memberkati umat-Nya seperti yang Ia janjikan kepada mereka.

Ketika umat-Nya berpaling dari Dia, itu menimbulkan sakit hati Allah – seperti yang kita tahu dari kisah nabi Hosea. Dia tidak ingin menghukum umat-Nya, tetapi dosa merekalah yang mengakibatkan mereka harus mengalami hukuman.

Tetapi dosa itu pun tidak dapat mengalahkan kasih Allah bagi umat-Nya.

Biarlah Ia kembali menyayangi kita,
menghapuskan kesalahan-kesalahan kita
dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.

Mikha 7:19
Palung Marinara, titik terdalam di laut

Dosa dilempar ke dalam tubir-tubir laut berarti dosa itu lenyap selama-lamanya, karena tidak ada orang yang dapat masuk ke bagian terdalam laut untuk mengambil dosanya kembali. Pelanggaran Israel sangat besar, namun Allah membuang semua itu dan tidak mengingatnya lagi.

Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub
dan kasih-Mu kepada Abraham
seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah
kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!

Mikha 17:20

Bila sifat Allah kurang cukup untuk meyakinkan mereka bahwa Ia mengasihi kita, maka Ia meneguhkannya lebih lagi dengan sumpah-Nya kepada para patriakh Israel. Penulis kitab Ibrani menyampaikannya dengan sangat baik:

Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah (janji Tuhan yang tidak mungkin diingkari, dan sumpah untuk memenuhi janji-Nya itu), tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.

Ibrani 6:17-18
Perjanjian sumpah Allah dengan Abraham dalam Kejadian 15

Tuhan telah berjanji untuk memilih keturunan Abraham sebagai umat-Nya selama-lamanya. Untuk meyakinkan Abraham bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya itu, Dia bersumpah untuk memenuhi janji-Nya. Tidak ada kata lagi untuk menggambarkan betapa seriusnya Tuhan dalam keinginannya untuk memberkati keturunan Abraham!

Karena itu, karena Tuhan telah begitu niat untuk mengasihi Israel, Mikha berani “mengingatkan” Tuhan akan janji dan sumpah-Nya. Ia tahu, sekalipun saat ini mereka harus menanggung kemarahan Tuhan atas pelanggaran mereka, namun kasih setia Tuhan jauh lebih besar dari murka-Nya yang sementara.

Sebab sesaat saja Ia murka,
tetapi seumur hidup Ia murah hati;
sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Mazmur 30:6

Leave a comment