Categories
Alkitab Narasi Nubuat

Daniel 8: Dua Kerajaan Besar

Dua tahun setelah penglihatan dalam Daniel 7, Daniel kembali mendapat penglihatan, masih pada zaman raja Belsyazar. Penglihatan Daniel ini cukup detail mengenai peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Dalam penglihatan tersebut dia “teleport” ke suatu tempat lain, yaitu puri Susa, yang berada di sebelah kanal Ulai. Susa adalah bagian paling Timur dari Babel pada saat itu, sekitar 360-an Km dari Babel, tempat Daniel berada.

Kota Susa dan kanal (sungai) Ulai pada masa kerajaan Persia
Ilustrasi Puri Susa pada masa raja Ahasyweros (Xerxes) dan Darius Agung dari Persia

Mengapa Daniel ada di sana? Ternyata ini berhubungan dengan penglihatan yang akan diterimanya. Susa adalah kota besar pada masa kerajaan Persia; kita menjumpai kota ini lagi sebagai setting kitab Ester, yang berlatar waktu sekitar 100 tahun setelah Daniel. Tapi pada saat Daniel menerima penglihatan ini, kejayaan kerajaan Persia masih ada di masa depan.

Domba Jantan

Domba jantan dengan dua tanduk yang gagah perkasa ini adalah lambang bangsa Media-Persia. Kedua bangsa ini membentuk persekutuan; awalnya dikepalai oleh Media (tanduk pertama yang lebih pendek), tapi kemudian diambil alih oleh Persia (tanduk kedua yang tumbuh terakhir) pada saat Darius orang Media mati dan Koresy orang Persia menggantikannya.

Raja Koresy (Cyrus the Great)

Tanduk adalah lambang kekuatan, karena itu penglihatan Daniel menggambarkan betapa kuatnya kerajaan ini. Secara sejarah, kerajaan Persia kuno sangat kuat, melebihi kerajaan Babel. Wilayahnya terbentang luas, jauh lebih luas dibanding Babel.

Yang akan terjadi sesuai dengan penglihatan yang dilihat Daniel: bangsa Media-Persia akan menanduk ke segala jurusan, dan tidak ada yang dapat menahan mereka. Semua daerah yang mereka serang, mereka taklukkan; wilayah mereka terus meluas.

Perluasan kekuasaan kerajaan Persia, meliputi seluruh Asia kecil, Asia tengah, Afrika utara, bahkan sampai ke sebagian kecil Eropa

Namun kemudian datanglah penantang yang lebih kuat dibanding domba jantan yang hebat itu: seekor kambing jantan.

Kambing Jantan

Kambing ini datang dari Barat dan memiliki satu tanduk yang hebat di antara kedua matanya. Ia menyerang domba jantan itu tanpa belas kasihan. Kambing ini adalah lambang kekuatan Makedonia (Eropa) di bawah pimpinan salah satu penakluk terbesar yang dikenal dunia: Aleksander Agung.

Aleksander Agung dalam Pertempuran di Issus (mozaik dari kota Pompeii)

Aleksander naik takhta kerajaan Makedonia pada usia 20 tahun dan memulai penaklukkannya ke seluruh wilayah dunia beradab pada saat itu. Ia mengambil seluruh wilayah Persia dan memperluasnya, serta memperkenalkan budaya Yunani ke seluruh wilayah jajahannya; tindakan yang dikenal dengan istilah hellenisme.

Daerah taklukkan Aleksander. Ia berasal dari Makedonia (kiri atas).

Namun tanpa disangka, Aleksander menderita sakit parah pada usia 32 tahun dan meninggal di Babel, kota yang ia rencanakan untuk menjadi ibukota kerajaannya. Seperti yang dilihat Daniel: “…ketika ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang besar itu” (8:8). Kematian Aleksander membawa Yunani ke dalam perebutan kekuasaan antara empat jenderalnya (“empat tanduk” dalam ayat 8). Sekitar tahun 300 SM, seperti inilah peta kekuasaan daerah yang dulunya ditaklukkan oleh Aleksander.

Empat jenderal (diadochi) Aleksander, yaitu Lysimachus, Cassander, Antigonus, dan Ptolomeus. Setelah melalui periode peperangan yang panjang, wilayah Antigonus berhasil direbut oleh tentara gabungan Lysimachus dan Seleucus I Nicator.

(Dari empat kerajaan baru pengganti kerajaan Aleksander Agung ini, Daniel 11 akan fokus pada dua di antaranya, yaitu “raja negeri utara” dan “raja negeri selatan”, dengan Israel/Yerusalem sebagai titik tengahnya.)

Penglihatan berikutnya dari Daniel adalah dari salah satu dari keempat tanduk tersebut, muncul satu tanduk kecil yang menjadi sangat besar ke arah Selatan (Mesir), Timur (ke arah Asia besar) dan ke “Tanah Permai” (yaitu Yerusalem). Dan tanduk ini akan mendatangkan “kebinasaan yang mengerikan” (8:24) atas Tanah Perjanjian. Ia akan menajiskan tempat kudus (Bait Suci), menganiaya umat Allah (bangsa Israel), dan memerintah dengan kejam dan tidak adil.

Antiokhus IV Epiphanes

Raja yang dimaksud adalah Antiokhus IV Epiphanes, raja dari dinasti Seleukid yang sangat dibenci oleh orang Yahudi karena kekejian yang ia lakukan terhadap penduduk Israel dan Bait Suci mereka. Ia memaksakan budaya Yunani kepada orang Yahudi dan membebankan pajak yang sangat besar. Dan bila itu belum cukup…

  • Ia menyerang dan membantai orang Yahudi yang tidak curiga ketika ia datang ke Yerusalem
  • Ia membunuh Imam Besar
  • Ia membakar korban bakaran babi di mezbah korban di Bait Suci
  • Ia menempatkan patung Zeus dalam Bait Suci
  • Ia melarang anak-anak Yahudi disunat, melarang ibadah pada hari Sabat, dan melarang orang Yahudi mempelajari Taurat

Kebencian Antiokhus IV yang tidak rasional terhadap orang Yahudi dan ibadah mereka menjadikannya tipe bagi antikristus yang akan datang pada akhir zaman. Kesusahan besar yang menimpa umat Allah ini akan berlangsung selama “2.300 petang dan pagi”, sebelum akhirnya orang Yahudi berhasil memberontak melawan Demetrius I, penerus Antiokhus IV, dalam Pemberontakan Makabe. Tahun 165 SM pemberontakan itu dimulai dan tahun 164 SM Bait Suci disucikan kembali (dirayakan oleh orang Yahudi pada masa Yesus, hingga sekarang, dalam hari raya Hanukkah/pentahbisan Bait Suci).

“Yudas Makabe di hadapan tentara Nikanor” oleh Gustave Dore (abad ke-19) menggambarkan pemberontakan Makabe atas penjajahan dinasti Seleukid.

Bila “2.300 petang dan pagi” berarti 1.150 hari (sekitar 3 tahun), maka dihitung mundur dari 165 SM, itu adalah waktu Antiokhus IV menajiskan Bait Suci dengan mendirikan patung Zeus di situ. Kita perlu memperhatikan bahwa Allah bukan hanya mengizinkan tindakan laknat ini, tetapi Dia bahkan merencanakannya; Dia pula yang menentukan batas waktunya, Dia yang mengakhirinya (“tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan” – 8:25), dan – yang terpenting – Dia memberitahu Daniel bahwa hal ini akan terjadi.

Antikristus

Antiokhus IV Epiphanes memang adalah pembinasa keji yang hidup ratusan tahun setelah Daniel. Tapi bila dia adalah satu-satunya sang pembinasa keji, tentu Tuhan Yesus (yang lahir lebih dari 100 tahun setelah kematian Antiokhus IV) tidak akan bernubuat tentang orang lain yang akan menjadi pembinasa keji di masa depan.

“Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel – para pembaca hendaklah memperhatikannya – maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. . . pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”

Matius 24

Jelaslah bahwa Antiokhus IV, seberapapun kejinya dia, adalah tipe/bayangan untuk manusia durhaka lainnya, yang disebutkan dalam Perjanjian Baru. Pada tahun 70 M, jenderal Titus dari Romawi menghancurkan kota Yerusalem, menajiskan dan membakar Bait Suci, meratakan kota itu dengan tanah dan membunuh penduduknya. Josephus, sejarawan Yahudi, memperkirakan ada 1 juta orang Yahudi yang dibantai pada saat peristiwa itu. Kembali kita melihat “siksaan yang dahsyat” yang dialami bangsa Israel.

The Destruction of The Jewish Temple oleh Francesco Hayez

Namun sekarang, semua peristiwa itu ada di belakang kita, sementara firman Tuhan tetap tegak berdiri. Kita sedang hidup di dalamnya; kita sedang menunggu sejarah terulang kembali. Pembinasa keji akan datang lagi, namun kita tidak tahu kapan dia akan datang dan dalam bentuk seperti apa. Kebencian besar terhadap umat Allah, permusuhan yang pahit terhadap Allah yang kudus, penganiayaan yang besar, itu semua mewarnai kedatangan antikristus.

Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

2 Tesalonika 2:7-8

Dua hal yang menjadi penghiburan bagi kita.

  1. Waktu yang terbatas. Antikristus, seperti apapun kejayaannya kelak (saya tidak tahu apakah itu satu orang atau dalam bentuk lain), hanya memiliki waktu sedikit untuk meluapkan kebenciannya terhadap Allah dan umat-Nya. Allah membatasi waktunya sepanjang 2.300 petang dan pagi saja.
  2. Penghukuman yang segera. Sama seperti dalam penglihatan Daniel, dimana pembinasa keji mati tanpa perbuatan tangan manusia dan tidak ada yang bisa menolongnya, dan sama seperti binatang dalam Daniel 7 yang dengan mudahnya dibunuh dan dibuang ke dalam sungai api, antikristus juga akan dibinasakan dengan nafas Tuhan Yesus, dalam sekejap. Ini terjadi karena kuasanya bukan apa-apa dibanding kuasa Tuhan, Allah semesta alam.

Daniel Jatuh Sakit

Rupanya penglihatan yang ia terima mengguncang Daniel dan membuatnya kelelahan sampai jatuh sakit. Kita tahu dari pasal 6 bahwa Daniel mengasihi bangsanya dan merindukan pemulihan Israel (ia berdoa menghadap ke Yerusalem). Sekarang ia mendapat penglihatan yang menyatakan bahwa di masa depan Yerusalem akan kembali mengalami penajisan oleh bangsa-bangsa kafir. Ditambah lagi informasi yang begitu banyak, yang tidak ia pahami (semua peristiwa dalam penglihatan ini baru akan terjadi setelah Daniel mati).

Bukankah kita ingin mengetahui masa depan? Namun ketika Tuhan menyatakannya kepada Daniel, ia tidak sanggup menanggungnya. Kita perlu menyadari bahwa rencana Tuhan mencakup jauh lebih luas dan dalam dibandingkan yang bisa kita bayangkan. Hikmat-Nya terbentang sepanjang sejarah manusia; bangsa-bangsa adalah alat di tangan-Nya. Ia melihat dan membentuk hari-hari yang masih jauh – tidak ada yang luput dari kuasa-Nya.

Lalu mengapa Allah memberitahu Daniel? Sesuai dengan yang dikatakan firman-Nya:

TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

Mazmur 25:14

Daniel adalah “orang yang dikasihi” (Daniel 10:11). Allah menghargai dan memperhatikan orang-orang yang setia pada perjanjian-Nya, yang mencari Dia dengan sungguh-sungguh. Daniel mendapatkan kehormatan untuk melihat rencana Allah – sekalipun ia tidak dapat memahaminya, karena penglihatan itu adalah tentang “masa depan yang masih jauh” (8:26).

Sama seperti Daniel yang tidak bisa memahami masa depan yang masih kabur dan hanya bisa mempercayakannya kepada Allah, kita juga perlu belajar untuk berserah penuh. Yang kita miliki adalah hari ini, dan hari ini kita perlu bertindak seperti Daniel: melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, sambil terus hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.

“Kemudian bangunlah aku dan melakukan pula urusan raja.” (yaitu: kembali bekerja)

Daniel 8:27

Leave a comment