Categories
Alkitab Nubuat

Penglihatan Nabi Zakharia (4): Imam Besar Yosua

Pembahasan tentang penglihatan pertama sampai ketiga dapat dibaca di sini.

Penglihatan Keempat: Imam Besar Yosua

Ilustrasi ruang sidang pengadilan dengan hakim, tersangka, pembela, dan penuntut

Suasana yang digambarkan Zakharia adalah sebuah sidang pengadilan. Imam Besar Yosua adalah tersangka kejahatan, Iblis adalah pendakwa (yang memberikan tuduhan), dan Malaikat TUHAN adalah pembela.

Imam Besar Yosua bin Yozadak, sang tersangka. Orang ini adalah Imam Besar Israel dari garis keturunan Zadok, keturunan Harun. Seorang Imam Besar bertugas untuk bersyafaat bagi bangsanya, yaitu meminta pengampunan kepada Allah bagi Israel. Namun bagaimana ia dapat melakukan hal itu bila ia sendiri berdiri di hadapan Allah dalam pakaian kotor – yang melambangkan dosa dan kenajisan?

Nama Yosua (atau Yehoshua) memiliki arti yang sama dengan Yeshua, yang ditransliterasi ke dalam bahasa kita menjadi Yesus. Nama ini berarti “TUHAN menyelamatkan”; dan inilah yang akan menjadi pengalaman dari sang Imam Besar.

Pakaian imam besar (kiri) dan pakaian dalam imam (kanan). Pakaian dalam imam terbuat dari lenan/linen putih bersih yang tidak boleh cemar.

Setan, sang pendakwa. Arti dari kata שָׂטָן (satan) adalah “musuh”. Sosok yang sama kita temui dalam kitab Ayub, ketika ia mencari-cari kesalahan Ayub namun tidak mendapatinya, dan ia beralasan itu karena Ayub diberkati oleh Allah. Sekarang si musuh ini menuduh Imam Besar Yosua sebagai pendosa yang tidak layak melayani Tuhan. Yosua tidak dapat memberi jawab karena ia sendiri tahu bahwa pakaiannya cemar! Untuk sesaat pendakwa sepertinya menang dalam pengadilan.

Malaikat TUHAN, sang pembela. Kita tentu ingat apa yang Paulus katakan, bahwa Yesus Kristus menjadi pembela bagi kita. Inilah yang dilakukan Malaikat TUHAN bagi Imam Yosua.

  1. Ia berkata bahwa TUHAN memilih Yerusalem. Setan ingin Allah melawan umat pilihan-Nya sendiri karena dosa mereka. Tetapi Malaikat TUHAN justru mengacu kepada pilihan dan perjanjian Allah dengan umat-Nya sebagai landasan bagi kesetiaan Allah pada mereka.
  2. Ia berkata bahwa Yosua adalah puntung yang telah ditarik dari api. Ini berarti dia sudah menanggung cukup hukuman atas kesalahannya (mengacu pada pembuangan di Babel), namun TUHAN tidak mau dia terbakar habis. Setan tidak puas dengan hukuman ini dan ingin Yosua dibinasakan seluruhnya.

Di titik ini, pembelaan Malaikat TUHAN terhadap Yosua berubah menjadi keputusan. Ia menjalankan peran ganda: pembela sekaligus hakim; Dia membela, sekaligus membenarkan Yosua. Dia memerintahkan agar Yosua diberi pakaian baru yang bersih dan serban tahir. Pakaian bersih menunjukkan bahwa ia disucikan dari segala dosanya. Serban tahir menunjukkan bahwa ia dikembalikan kepada posisi istimewanya sebagai imam yang melayani Tuhan.

Ilustrasi imam Yosua dikenakan pakaian baru yang bersih

Tindakan ini ada di luar kuasa Imam Yosua. Dia disucikan dari dosa bukan karena kebaikannya. Dia dilayakkan melayani di Bait Suci Allah bukan karena kekuatannya. Seperti yang dikatakan rasul Paulus:

Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita.

Titus 3:4-6

Penyucian dari dosa adalah perbuatan Allah, dan kemudian Allah menghendaki respon dari Imam Yosua. Ia berjanji akan memberi upah bila Yosua hidup menurut firman-Nya dan melayani Dia sebagaimana mestinya. Kehormatan yang diberikan pada Yosua akan bertambah: ia bukan hanya boleh melayani Allah di dunia, namun juga di antara malaikat-malaikat-Nya, di hadapan takhta Allah di surga.

Penglihatan ini dilanjutkan dengan Allah menyatakan bahwa Yosua dan rekan-rekannya adalah lambang. Pemulihan jabatan Yosua sebagai imam besar yang layak bagi Tuhan, dan pelayanan keimamannya dengan imam-imam lainnya, menggambarkan hal yang akan terjadi di masa depan: Israel akan menjadi imam bagi Tuhan ketika segala kesalahan mereka dihapuskan dalam satu hari; dan yang akan menghapus kesalahan mereka itu adalah “Hamba-Ku, yakni Sang Tunas” (3:8).

Sang Tunas

Dua gelar ini: “Hamba-Ku” dan “Sang Tunas” adalah gelar bagi Mesias yang akan datang.

Ilustrasi tunas

Gelar “hamba Tuhan” banyak dipakai dalam kitab Yesaya (42:1; 52:13; dan pasal 53) untuk menyatakan bahwa Mesiaslah yang akan melakukan kehendak Allah dengan sempurna. Dan menurut Yesaya, hamba Tuhan ini “akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul” (Yesaya 53:11). Karya hamba Tuhan ini begitu besar, sehingga seluruh Israel akan menjadi benar karena dia.

Gelar “Sang Tunas” (צמח) khas untuk Mesias. Para penafsir Alkitab mengidentifikasi tunas ini (yang sering diucapkan oleh Yesaya dan Zakharia) dengan empat Injil.

  • Injil Matius adalah tentang Tunas yang berasal dari keturunan Daud, yang menjadi raja Israel (Yesaya 11:1).
  • Injil Markus adalah tentang Tunas sebagai hamba Tuhan (Yesaya 42:1).
  • Iniil Lukas adalah tentang Tunas sebagai orang/manusia yang dibangkitkan oleh Allah (Zakharia 6:12).
  • Injil Yohanes adalah tentang Tunas sebagai dia yang datang dari/ditumbuhkan oleh Tuhan sendiri (Yesaya 4:2).

Batu (אבן eben) yang ditempatkan Tuhan di hadapan Imam Yosua, juga adalah lambang dari Mesias. Dalam Perjanjian Lama, metafora “batu” sering dipakai untuk menunjuk pada Mesias dan atau kerajaannya.

Batu penjuru adalah batu yang pertama diletakkan untuk menentukan arah pembangunan. Bila kemudian tembok melenceng dari batu penjuru, maka tembok itu harus dibongkar dan disusun ulang.
  1. Batu yang dibuang tukang-tukang bangunan, tetapi menjadi batu penjuru (Mazmur 118:22). Ini dikutip dalam Matius, Markus, Lukas, juga oleh rasul Paulus dan Petrus dalam surat-surat mereka; semuanya menunjuk kepada Yesus Kristus.
  2. Batu yang teruji, batu penjuru yang mahal (Yesaya 28:16). Dikutip oleh rasul Paulus dan Petrus untuk menunjuk pada iman di dalam Yesus Kristus.
  3. Batu yang menghancurkan kerajaan-kerajaan dan menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (Daniel 2:34-35). Batu ini adalah kerajaan kekal yang akan didirikan Allah, yang lebih besar dari kerajaan apapun di bumi.

Batu itu diukir oleh Allah. Ini mengingatkan saya akan dua loh batu yang ditulisi oleh jari tangan Allah sendiri, yang berisi hukum-hukum Allah, isi perjanjian-Nya dengan umat-Nya. Mereka gagal memenuhi perjanjian itu, namun suatu hari akan datang Mesias yang akan berhasil dalam ketaatan yang sempurna. Ketaatannya itu begitu menyenangkan Allah, sampai semua Israel yang mengikuti Dia akan ikut dibenarkan karena perbuatannya.

Mesias melakukan itu bukan dengan kekuatan manusia, namun oleh kuasa Roh Allah. Batu itu bermata tujuh, yang melambangkan kesempurnaan kuasa Roh Allah. Dalam Wahyu 5:6 kita melihat Anak Domba yang bermata tujuh dan bertanduk tujuh, yaitu tujuh Roh Allah yang penuh kuasa dan hikmat yang ada pada-Nya. Tema ini akan dibahas kembali dalam penglihatan Zakharia yang berikutnya.

Karena ketaatan Mesias dan kebenarannya yang dilimpahkannya pada umat Allah, maka pada saat kedatangannya umat Allah akan diam dalam damai sejahtera dan berkat yang melimpah. Bila dosa sudah disingkirkan, maka berkat tidak terhalang; inilah yang Allah rencanakan bagi umat-Nya.

Dalam Satu Hari Saja

Kesalahan seluruh Israel akan dihapuskan dalam satu hari saja. Ini terjadi ketika korban yang sempurna, yang tidak bercacat, telah datang untuk menebus bangsa itu. Hari yang ditentukan Allah itu tiba ketika Yesus Kristus, Mesias yang dijanjikan, disalibkan.

Sama seperti Imam Besar Yosua yang disucikan dan dibenarkan bukan karena perbuatannya tetapi karena anugerah Allah, demikian pula setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus dibenarkan oleh iman. Bukan hanya Israel, namun semua orang dari segala bangsa.

Dialah Tunas, yang sulung dari suatu umat yang kudus bagi Allah. Dialah batu penjuru, yang pertama diletakkan sebagai fondasi yang teguh dan tidak tergoncangkan. Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan membawa iman kita kepada kesempurnaan (Ibrani 12:2). Barangsiapa percaya kepada-Nya, mendapatkan keselamatan. Semua terjadi, dalam satu hari saja.

Bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. Seperti ada tertulis: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.”

Roma 9:30, 33

One reply on “Penglihatan Nabi Zakharia (4): Imam Besar Yosua”

Leave a comment