Categories
Alkitab Nubuat

Latar Belakang Kitab Hagai dan Zakharia

Pada tahun 538 SM, nubuat nabi Yesaya dan Yeremia digenapi: Babel telah digulingkan dari kekuasaan dunia, dan raja Koresy dari Persia mengambil alih. Koresy mengeluarkan dekrit yang isinya adalah izin bagi bangsa Yehuda untuk kembali ke tanah air mereka. Satu tahun sesudahnya, 50.000 orang Yehuda berbondong-bondong pulang di bawah pimpinan Zerubabel bin Sealtiel, seorang keturunan Daud, dan imam Yosua bin Yozadak.

Koresy (Cyrus The Great), raja Persia

Sesampainya di Yerusalem, yang mereka jumpai tentu bukan kota yang megah, melainkan reruntuhan kota. Mereka berusaha membangun kembali hidup dan peribadatan mereka, termasuk Bait Suci. Namun karena sulitnya kehidupan di situ, pembangunan Bait Suci akhirnya terbengkalai.

Pada saat itulah, tahun 520 SM, Tuhan mengutus nabi Hagai untuk mengingatkan orang Yehuda untuk mengutamakan pembangunan rumah Allah. Tuhan menegaskan bahwa kondisi mereka yang memprihatinkan adalah akibat dari tindakan mereka yang melalaikan Bait Suci. Ini bisa dimengerti karena Bait Suci selalu adalah pusat bagi kehidupan bangsa Israel, seperti pohon kehidupan di tengah taman Eden. Tanpanya, tidak ada kehadiran Allah; dan tanpa kehadiran Allah, tidak ada berkat.

Ilustrasi nabi Hagai menegur orang Yehuda karena melalaikan pembangunan Bait Suci

Tidak lama setelah Hagai, nabi Zakharia mendapat firman dari Tuhan. Pesan itu adalah pesan pertobatan. Zakharia 1-6 berisi sejumlah penglihatan malam hari (mimpi) yang pada dasarnya adalah tentang bagaimana kejahatan akan disingkirkan dari Israel, dari tanah Allah. Dan ketika kejahatan dijauhkan, berkat dari Allah pun akan turun.

Nubuat Mesianik

Baik Hagai maupun Zakharia juga bernubuat mengenai tema khas yang hampir selalu disampaikan para nabi Israel: kedatangan Mesias dan Kerajaan Allah.

Hagai menyampaikan nubuat tentang Zerubabel yang merupakan orang yang diurapi Allah. Zerubabel adalah bayangan dari Mesias yang akan datang, karena dia berasal dari keturunan Daud. Selain itu, akan ada rumah Allah di masa depan, yang kemegahannya akan mengalahkan kemegahannya yang semula (yaitu, Bait Suci yang dibangun Salomo). Hagai mengacu pada masa eskatologis (akhir zaman) yang masih akan terjadi.

Ilustrasi orang Yehuda membangun Bait Suci sesuai pesan nabi Hagai, dibawah pimpinan Zerubabel

Zakharia bahkan menjabarkan dalam setengah kitabnya mengenai kerajaan Mesias yang akan datang. Kerajaan itu adalah kerajaan yang sempurna. Mesias adalah pemimpin yang sempurna. Dan sekalipun awalnya Mesias itu ditolak, pada akhirnya umat-Nya akan menerima Dia. Bahkan bangsa-bangsa akan datang untuk menyampaikan hormat kepada Raja Mesias. Yerusalem, kota Allah, akan menjadi begitu luas, terlalu luas untuk dapat diberi tembok sekelilingnya.

Nubuat Mesianik kedua nabi ini menunjukkan bahwa, sekalipun Yehuda telah kembali ke tanah air mereka dari pembuangan di Babel, rencana Allah belum selesai. Mereka memiliki Zerubabel, keturunan Daud, yang menjadi pemimpin mereka; namun Anak Daud yang sejati, yang akan menjadi Raja kekal bagi Israel, masih harus mereka nantikan di masa depan.

Penglihatan keempat nabi Zakharia, dimana imam besar Yosua diberi pakaian bersih sebagai ganti pakaian kotornya.

Dua penglihatan Zakharia juga menunjukkan bahwa Raja Mesias yang akan datang itu bukan sekedar raja; ia adalah Raja Imam. Dalam Perjanjian Lama, dua jabatan ini dipisahkan: raja bagi keturunan Daud, dan imam bagi keturunan Harun (kemudian Zadok). Namun Mesias, seorang keturunan Daud, akan menjadi imam juga. Dengan demikian, baik Zerubabel dan imam Yosua adalah tipe bagi Mesias tersebut. Bagaimana ini bisa terjadi, Zakharia sendiri mungkin tidak memiliki penjelasannya.

Orang Yehuda mungkin berpikir bahwa kembalinya mereka ke tanah air adalah penggenapan dari seluruh janji Tuhan yang mereka terima. Ternyata, Tuhan memang menggenapi rencana-Nya dan janji-Nya bagi mereka, tapi belum sepenuhnya. Akan ada penggenapan yang lebih besar, yang tidak hanya mencakup Israel, namun semua bangsa.

Rencana Allah lebih luas dibanding yang bisa kita bayangkan. Suatu rumah Allah yang mulia, dan seorang pemimpin yang sempurna – itulah yang Allah kehendaki. Dan itu semua tidak akan tercapai oleh kekuatan manusia atau kehebatan Israel, namun oleh kuasa Allah sendiri; sebagaimana yang disampaikan nabi Zakharia:

Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Zakharia 4:6

2 replies on “Latar Belakang Kitab Hagai dan Zakharia”

Leave a comment