Categories
Alkitab Keselamatan Narasi Surat

Eli, Eli, Lama Sabakhtani?

Selama ini ada pandangan bahwa ketika Yesus disalib, Ia terpisah dari Bapa untuk sekejap waktu. Pandangan tersebut berdasarkan ayat ini:

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, kama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? – Matius 27:46

Namun pernyataan-Nya dalam Yohanes 16:32 ini menunjukkan sebaliknya:

“Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan, masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.” – Yohanes 16:32 (penekanan ditambahkan)

“The Father is with me.” Bapa senantiasa bersama dengan Yesus; mereka tidak pernah terpisah. Present tense yang digunakan tidak mengecualikan momen penyaliban. Lalu bagaimana kita menjelaskan hal ini?

Untuk menghindari verse war, kita perlu melihat latar belakang yang lebih luas lagi. Latar belakang untuk Perjanjian Baru tentu saja adalah… Perjanjian Lama.

Perjanjian Lama, menggambarkan keadaan orang yang dikenan Allah sebagai kehidupan yang baik (Ulangan 28:1-14). Berkat dan keagungan adalah bagi orang yang dikenan Allah. Kemenangan adalah bagi orang yang dikenan Allah. Keturunan yang banyak adalah bagi orang yang dikenan Allah. Hidup adalah bagi orang yang dikenan Allah.

Sebaliknya, kemalangan akan menimpa orang yang berdosa terhadap Allah, mereka yang tidak setia kepada perjanjian-Nya (Ulangan 28:15-46). Di manapun orang itu ada, terkutuklah dia. Segala macam penyakit, bencana, kemiskinan, penistaan, bahkan bahan cemoohan semua orang. Bangsa-bangsa kafir akan menginjak-injak dia. Penderitaan mengejar dia ke manapun dia pergi. Dan sebagai akhirnya, kematian yang mengenaskan adalah tanda penolakan Allah terhadap orang yang bersangkutan.

Karena itu apa yang dialami Yesus mengindikasikan bahwa Dia adalah orang berdosa yang memberontak dan tidak setia pada perjanjian Allah:

  • Dia ditolak oleh bangsa-Nya
  • Dia menderita di tangan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah
  • Dia sangat menderita saat dianiaya dan disalib
  • Dia mati di antara orang berdosa (penyamun di kanan kiri-Nya; karena penyaliban sebenarnya adalah hukuman bagi kriminal kelas kakap)
  • Dia dipermalukan begitu rupa (orang yang disalibkan akan ditelanjangi lebih dulu, dipaksa berjalan melewati jalan-jalan utama kota sambil memikul salibnya, dan disalib dalam keadaan telanjang)
  • Dia mati sebagai orang buangan
  • Hukuman mati-Nya adalah hukuman yang secara khusus dinyatakan Allah sebagai hukuman yang terkutuk (Ulangan 21:22-23).

Bila kita adalah orang Israel yang hidup pada masa itu, tidakkah kita akan berpikiran sama dengan mereka?

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia, dan bagi kita pun Dia tidak masuk hitungan. . . Kita mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. – Yesaya 53:3-4

Karena itu Yesus, yang tentunya sangat paham Taurat, menyadari keadaan-Nya dan berseru bahwa Allah telah meninggalkan-Nya. Karena keadaan-Nya jelas adalah keadaan orang yang ditinggalkan Allah!

Ini yang dimaksud dalam seruan Yesus. Yesus mengalami semua yang seharusnya dialami orang yang terkutuk oleh Allah, menderita luar biasa, dipermalukan, dihabisi reputasinya, bahkan mati dengan cara yang tidak diinginkan oleh siapapun. Sekali lagi: Ia menyadari Ia ada di posisi orang yang ditinggalkan oleh Allah.

Namun pertanyaan yang berikutnya: Kita tahu bahwa Yesus tidak berdosa, tidak memberontak terhadap Allah, bahkan Dia orang yang paling taat pada Allah – jadi mengapa Dia sampai berada di posisi orang yang dikutuk oleh Allah?

Paulus menjawab pertanyaan tersebut:

Kristus Yesus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah melakukan ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain (yaitu kita), sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

– Galatia 3:13-14

Yesus mengalami semua penderitaan, penghinaan, serta kematian, karena Dia menanggung kutuk yang seharusnya adalah milik manusia. Segala hal yang merupakan ganjaran atas dosa, Ia tanggung dalam tubuh-Nya.

Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya… Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.

– Yesaya 53:4-5

Dan karena kutuk sudah ditanggung sepenuhnya oleh Yesus, yang tersisa bagi kita hanya… berkat. Berkat Abraham, yang dijanjikan bukan hanya kepada keturunan Abraham secara fisik, namun kepada semua orang yang mewarisi iman Abraham kepada Tuhan yang benar.

Berkat utama yang Allah berikan kepada kita di dalam Kristus bukanlah berkat jasmani. Tentu, Allah berjanji mencukupkan segala kebutuhan kita, menyertai kita, dsb. Namun berkat yang terpenting adalah berkat yang kekal, yang tidak akan binasa, yang ada di surga bagi kita.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang di dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. – Efesus 1:3

Sungguh ajaib kasih Allah kepada kita. Tadinya tidak ada jalan bagi kita, “bangsa-bangsa lain”, untuk mengenal Allah, bahkan menjadi anak-anak-Nya. Tapi kemudian Yesus membuka jalan bagi semua orang yang mewarisi iman Abraham, untuk datang kepada Bapa.

Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu — sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, . . . — bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.

-‭‭ Efesus‬ ‭2:11-13, 19‬

Leave a comment