Categories
Alkitab Nubuat

Latar Belakang Kitab Amos dan Hosea

Sebelum membahas kedua nabi tersebut secara khusus, mari kita lihat dahulu kitab para nabi, yang seringkali menjadi momok bagi pembaca Alkitab. Hehe..

Kategori Kitab Para Nabi

Nabi-nabi kecil adalah nabi-nabi dengan kitab yang pendek, yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.

Kebalikan dari mereka adalah nabi-nabi besar dengan kitab yang panjang, yaitu: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel. Daniel dalam Tanakh (Perjanjian Lama berbahasa Ibrani) termasuk dalam ketuvim, yaitu kitab sejarah, dan bukan kitab nabi-nabi atau nevi’im. Namun dalam Alkitab bahasa Indonesia, kitab ini diikutkan ke dalam nabi-nabi.

Ilustrasi nabi-nabi besar

Setiap nabi bernubuat dalam konteks zaman yang unik. Untuk memahami nubuat para nabi, kita harus melihat kepada kondisi zaman pada saat mereka hidup.

Contohnya, seandainya ada nabi yang bernubuat di tahun 2020 bahwa Tuhan memerintahkan orang untuk bertobat, maka kita akan langsung memahami konteksnya: ada pandemi yang menimpa seluruh dunia dan melumpuhkan ekonomi dan menimbulkan kematian dalam jumlah besar; maka nubuatnya masuk akal.

Demikian pula ketika Yesaya bernubuat tentang kedatangan keturunan Daud yang akan menjadi raja kebenaran, orang yang hidup pada zamannya langsung mengerti mengapa dia bernubuat demikian: raja mereka saat itu adalah raja Ahas yang sangat jahat dan fasik, dan mereka membutuhkan raja baru yang takut akan Allah.

Dari semua nabi yang kitabnya termasuk dalam Alkitab, kita bisa membuat pengelompokan sebagai berikut:

  1. Nabi yang dikirim Tuhan kepada bangsa Israel (kerajaan utara), yaitu: Hosea dan Amos.
  2. Nabi yang dikirim Tuhan kepada bangsa Yehuda (kerajaan selatan), yaitu: Yesaya, Yeremia, Mikha, Habakuk, Zefanya, dan Yoel (khusus Yoel dan Obaja, waktu penulisan yang pasti tidak diketahui).
  3. Nabi yang hidup pada masa pembuangan di Babel, yaitu: Yehezkiel dan Daniel.
  4. Nabi yang bernubuat untuk bangsa-bangsa lain, yaitu: Obaja (Edom), Yunus (Asyur/Niniwe), dan Nahum (Asyur/Niniwe).
  5. Nabi yang bernubuat setelah orang Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, yaitu: Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
Kotak hijau adalah para nabi yang melayani pada periode raja yang namanya disebutkan di atas mereka. Ada dua nama Hosea: Hosea yang adalah raja terakhir Israel, dan Hosea yang adalah nabi. Dalam artikel ini yang akan difokuskan adalah nabi Hosea.

Seperti dalam gambar di atas, kita melihat bahwa Israel (kerajaan utara) akan lebih dulu mengalami kehancurannya di tangan Asyur pada tahun 721 SM, sementara Yehuda (kerajaan selatan) masih bertahan 135 tahun lagi sampai ia jatuh ke tangan Babel dan dihancurkan sepenuhnya pada tahun 586 SM. Setelah tahun 586 SM, tidak ada lagi kerajaan Israel maupun Yehuda, karena mereka semua dibawa ke pembuangan. Para nabi memperingatkan Israel dan Yehuda sebelum semua ini terjadi; tapi kita tahu dari sejarah bahwa peringatan mereka tidak diperhatikan.

Kerajaan Israel (biru) dan Yehuda (kuning) dan bangsa-bangsa di sekitar mereka

Kondisi Politik Israel Pada Masa Amos dan Hosea

Sekarang kita akan lebih fokus pada nabi-nabi yang melayani di Israel (kerajaan utara) yaitu Amos dan Hosea. Amos adalah warga Tekoa, kota di Yehuda (kerajaan selatan), namun Tuhan mengirimnya ke utara untuk menegur bangsa Israel. Hosea menjadi nabi selama periode yang cukup panjang, dan ia hidup di Israel (kerajaan utara) pada masa transisi dari masa kemakmuran Israel menjadi masa menjelang kejatuhan Israel.

Raja yang memerintah di Israel (kerajaan utara) ketika Amos dan Hosea mulai dipanggil menjadi nabi adalah Yerobeam bin Yoas, atau Yerobeam II. Dalam pemerintahannya Israel mencapai kemakmuran karena mereka menguasai jalur perdagangan dan kondisi relatif damai, tidak ada musuh yang menyerang mereka dari luar. Samaria, ibukota Israel, sedang jaya-jayanya.

Stempel dengan nama Yerobeam II yang ditemukan di Israel

Kondisi seperti ini tentunya dianggap orang sebagai tanda bahwa Tuhan senang dengan mereka dan gaya hidup yang mereka jalani. Namun nabi Amos dan Hosea datang membawa pesan yang sangat berbeda: mereka menegur keras bangsa Israel karena segala kejahatan dan ketidakadilan (tema ini lebih banyak dibahas oleh Amos) dan penyembahan berhala serta ketidaksetiaan (dibahas oleh Hosea). Dan menurut kedua nabi tersebut, penghukuman dari Allah akan datang segera secara mengejutkan, bila mereka tidak mau bertobat.

Tidak perlu waktu lama untuk melihat bahwa Allah bersiap-siap menjatuhkan hukuman. Setelah kematian raja Yerobeam II, Zakharia, puteranya naik takhta. Namun pemerintahannya hanya bertahan enam bulan sebelum ia dibunuh oleh Salum. Salum sendiri hanya bertahan satu bulan sebelum dibunuh oleh Menahem. Menahem menundukkan diri pada Asyur yang diperintah raja Tiglat-Pileser III, dengan harapan Asyur akan membantu mengokohkan takhtanya. Namun pajak yang dibebankan Asyur atas Israel terlalu berat. Setelah Menahem wafat, ia digantikan oleh Pekahya, puteranya. Namun Pekahya hanya bertahan dua tahun dan akhirnya dibunuh oleh Pekah.

Tiglat-Pileser III, raja Asyur

Pekah memberontak terhadap Asyur dan berkoalisi dengan Aram dan Filistin untuk melawan Asyur. Mereka sempat mendesak kerajaan Yehuda untuk ikut bergabung, namun Ahas, raja Yehuda, meminta tolong pada raja Asyur. Tahun 734 SM, raja Tiglat-Pileser III dari Asyur menyerang Filistin, dan tahun 732 SM ia merebut Damsyik, ibukota Aram. Ia tidak menghancurkan Israel, namun menimbulkan kerusakan besar di kota-kota sekeliling Samaria.

Melihat keadaan yang genting ini, terjadi perebutan kekuasaan lagi di Israel. Pekah dibunuh oleh Hosea (bukan nabi Hosea) dan ia kembali menundukkan diri pada Asyur. Pada saat di Asyur terjadi pergantian kepemimpinan kepada raja Salmaneser V, raja Hosea melihat itu sebagai kesempatan untuk melepaskan diri dari Asyur. Namun Asyur tidak tinggal diam.

“Kejatuhan Samaria” oleh Don Lawrence (The Bible Story, 9 Mei 1964)

Tahun 724 SM Asyur datang menyerang Samaria. Mereka mengepungnya, merebut kota-kota di sekitarnya, membantai penduduk, dan membawa sisanya ke Asyur. Tahun 722/721 SM, Samaria jatuh ke tangan Asyur. Warganya dibantai dan sebagian dibawa ke Asyur, dan kerajaan Israel lenyap dari sejarah.

Kehidupan Bangsa Israel

Rupanya ketidakadilan dan kekerasan sangat umum di Israel. Hukum-hukum Tuhan dilanggar, dan rakyat hidup dalam kesenjangan sosial yang besar. Ini dikritik keras oleh Amos. Pada saat para bangsawan yang kaya sibuk menambah kekayaan, kita melihat kisah janda seorang nabi yang sama sekali tidak memiliki apa-apa dan terjerat hutang sampai anaknya hampir dijual menjadi budak. Tidak ada belas kasihan, bahkan orang miskin dieksploitasi.

Ilustrasi orang Israel menyembah patung lembu emas – oleh Nicolas Poussin (1629)

Demikian pula dalam penyembahan mereka kepada Allah. Sejak zaman raja pertama Israel, yaitu Yerobeam I, mereka sudah menyimpang dari Allah. Yerobeam mendirikan patung lembu emas di Betel dan Dan, agar bangsa Israel tidak beribadah ke Yerusalem. Sejak itu agama mereka jadi tidak jelas dan bercampur dengan agama Kanaan.

Dewa yang populer di Israel adalah Baal. Baal, yang berarti “tuan” atau “suami” (karena suami adalah tuan bagi isterinya) adalah sebutan bagi dewa hujan/badai Kanaan yang bernama Hadad. Lambang dari Baal-Hadad adalah lembu, yang merupakan lambang kesuburan.

Baal-Hadad

Sebagai masyarakat agraris, bangsa Israel bergantung pada kesuksesan panen, sehingga mereka menyembah Baal-Hadad yang bisa memberi hujan. Salah satu ritual yang dilakukan para penyembah Baal adalah hubungan seksual di kuil/tempat penyembahan, sehingga ada yang disebut pelacur bakti (“imam” wanita yang tidur dengan pria-pria di kuil). Tujuan ritual ini adalah “mendorong” Baal agar berhubungan seksual dengan isterinya dan menghasilkan kesuburan bagi tanah pertanian mereka.

Ini semua bukan berarti mereka tidak menyembah TUHAN, Allah Israel. Sebaliknya, mereka menyembah TUHAN dan Baal, dan dewa-dewa lain yang mereka sukai. Bagi nabi Hosea, ini sama saja dengan seorang perempuan bersuami yang melacurkan diri dengan pria-pria lain.

Telinga Yang Tuli dan Mata Yang Buta

Terhadap bangsa seperti inilah Amos dan Hosea bernubuat. Apakah mereka mendengarkan kedua nabi itu? Kalau Israel tidak mau mendengarkan Elia, yang bisa membuat hujan tidak turun selama 3,5 tahun, atau Elisa, yang bisa memanggil bala tentara surga, mereka tentu tidak mau juga mendengarkan Amos dan Hosea.

Ilustrasi Elia memanggil api dari surga di hadapan nabi-nabi Baal

Bangsa Israel adalah bangsa yang merasa diri benar. Mereka ingin seperti bangsa-bangsa lain yang bebas melakukan apapun yang mereka mau, menyembah apapun yang mereka mau. Mereka menutup telinga mereka dari peringatan para nabi, dan mata mereka dari tanda-tanda zaman yang Tuhan berikan. Ketika peringatan tidak lagi diindahkan, maka hukumanlah yang menanti. Kata-kata penutup dari Hosea haruslah kita perhatikan:

Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini;
siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya;
sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya,
tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Hosea 14:10

Leave a comment