Categories
Alkitab Narasi

Sepuluh Tulah Atas Mesir (Bagian 2)

Setelah sebelumnya saya membahas tentang lima tulah pertama atas Mesir pada zaman Musa, sekarang saya akan lanjut dengan tulah keenam sampai kesembilan.

Barah

Musa menghamburkan setangkup jelaga ke udara di hadapan Firaun, dan jelaga itu menjadi debu yang menimbulkan barah (boils). Barah ini adalah gelembung di kulit, mungkin berisi air. Saya rasa kemungkinan ini adalah wabah cacar air – atau setidaknya penyakit semacam itu.

Penyakit cacar air sebelum ditemukan vaksin

Sebelum ditemukan vaksin cacar air oleh Edward Jenner, cacar air merupakan penyakit yang membuat orang sangat menderita, dan kemungkinan dia akan meninggal. Bahkan para imam Mesir tidak dapat mendampingi raja mereka berhadapan dengan Musa, karena mereka sendiri kena barah ini.

Bahkan setelah wabah penyakit yang melanda rakyat Mesir ini, Firaun tetap tidak mau mendengarkan Tuhan. Perhatikan bahwa dalam tulah 1-5 dikatakan bahwa Firaun mengeraskan hatinya; namun dalam wabah keenam ini dikatakan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun. Seorang raja yang bijaksana tidak akan tahan melihat rakyatnya begitu menderita karena tulah bertubi-tubi. Hanya orang yang begitu keras hati yang tega; dan karena ia terus mengeraskan hatinya, Allah menutup jalan untuk kembali. Mulai sekarang, tidak ada jalan pertobatan bagi Firaun, hanya ada jalan ke depan menuju laut Teberau.

Hujan Es

Mesir adalah bangsa agraris. Mereka terkenal sebagai produsen kain linen yang berkualitas tinggi, yang dibuat dari tanaman rami yang ditenun. Berhubung kondisi di Mesir kering dan panas, mereka harus membuat pakaian yang nyaman dan menyerap keringat untuk hidup sehari-hari, dan linen adalah solusinya. Bahkan mumi pun dibungkus dengan kain linen.

Panen tanaman rami (bahan kain linen)
Jenazah diawetkan dan dibungkus dengan linen

Tulah yang ketujuh adalah hujan es. Kita yang hidup di Indonesia mungkin sulit membayangkan betapa merusaknya fenomena alam ini, apalagi untuk pertanian. Berikut ini adalah video kerusakan yang ditimbulkan hujan es (normal) pada kendaraan.

Hujan es di Amerika Serikat

Dikatakan bahwa tanaman rami dan jelai, yaitu bahan baku pakaian, habis dihancurkan hujan es. Hujan es ini begitu parah, terparah yang pernah dialami Mesir. Ini adalah kerugian besar bagi Mesir. Tetapi kerugian mereka tidak akan berhenti sampai di sini saja.

Belalang

Ratusan tahun sebelum peristiwa Eksodus, keluarga besar Yakub bermigrasi ke Mesir karena di seluruh dunia terjadi kelaparan besar. Hanya di Mesir ada gandum, dan Yusuf yang mengelola pemerintahan di sana. Mesir memang adalah lumbung padi dunia saat itu, penghasil gandum terbaik.

Tidak ada yang lebih ditakuti bangsa agraris dibanding tulah belalang. Belalang akan memakan apa saja yang bisa mereka makan, menghancurkan panen, dan menimbulkan kerugian luar biasa. Setelah mendengar ancaman Musa akan tulah belalang, para pegawai Firaun memohon kepada raja mereka itu:

“Berapa lama lagi orang ini akan menjadi jerat kepada kita? Biarkanlah orang-orang itu pergi supaya mereka beribadah kepada Tuhan, Allah mereka. Belumkah tuanku insaf, bahwa Mesir pasti akan binasa?”

Keluaran 10:7

Tetapi ketika Firaun mendengar dari Musa bahwa semua bangsa Israel serta ternak mereka harus pergi, ia kembali berkeras hati dan menolak melepaskan mereka. Akhirnya terjadilah apa yang ditakutkan oleh seluruh orang Mesir: tulah belalang.

Wabah belalang di Madagaskar

Belalang menghabiskan semua yang tersisa dari hujan es: tanaman gandum dan sekoi yang sudah siap dipanen. Tahun itu, Mesir tidak punya hasil gandum untuk dimakan. Sungguh luar biasa bahwa Firaun lebih memilih rakyatnya kelaparan daripada tunduk kepada Allah.

Gelap Gulita

Tulah ini ditempatkan sebelum tulah terakhir, yang merupakan klimaks dari seluruh tulah. Kita mungkin bertanya-tanya mengapa demikian, karena gelap gulita tidak mematikan seperti penyakit atau merugikan seperti gagal panen.

Yang perlu kita tahu, dalam agama Mesir, dewa matahari yang bernama Ra adalah dewa tertinggi. Ia dipercaya sebagai pencipta dan pemelihara semua ciptaan, karena matahari adalah komponen yang menjamin berhasilnya panen dan, karenanya, kelangsungan kehidupan.

Dewa Ra-Horakhty (Ra dengan kepala Horus) yang bermahkotakan matahari dan memegang Ankh, lambang kehidupan

Satu per satu dewa Mesir (yang sebagian besar berhubungan dengan pertanian) dipermalukan oleh Allah Israel. Pada akhirnya Ra, dewa tertinggi mereka pun harus bertekuk lutut di hadapan Allah. Padahal di seluruh tanah Gosyen, tempat bangsa Israel tinggal, ada terang! Ini merupakan kekalahan telak bagi Mesir. Mereka sangat dipermalukan, oleh Allah dari bangsa yang mereka perbudak. Firaun tentu tidak terima dewa-dewanya begitu direndahkan.

Kekerasan hati Firaun dan penolakannya untuk merendahkan diri di hadapan Allah sekalipun setelah melihat begitu banyak mujizat, akhirnya mendatangkan kehancuran bagi Mesir. Selama ini Allah menghukum mereka dengan tulah yang menyerang hajat hidup orang banyak, ekonomi, sakit-penyakit. Namun tulah yang terakhir akan berbeda; tulah itu akan menyerang jantung dari kehidupan: nyawa manusia.

One reply on “Sepuluh Tulah Atas Mesir (Bagian 2)”

Leave a comment